Rabu, 31 Oktober 2012

Jatuh cinta tak kenal usia

Diposting oleh Unknown di 02.59


Jatuh cinta itu indah. Ya, itulah kesimpulan umum dari 2 kata penuh makna yang menghasilkan banyak cerita. Jatuh cinta tak kenal usia, baik muda maupun tua pernah merasakannya. Jatuh cinta, seperti yang dialami seorang nenek yang berstatus janda dengan seorang kakek yang menyandang status duda.

Alkisah disebuah desa yang letaknya lumayan jauh dari perkotaan, tinggallah janda tua yang biasa dipanggil nenek Taraheta. Didesa tersebut juga tinggal seorang duda tua yang bernama kakek Sabaratok. Kisah cinta mereka bermula saat nenek Taraheta berbelanja dipasar tradisional. Saat itu sehabis berbelanja terlihat sangat sibuk menenteng barang belanjaannya.Kakek Sabaratok yang kebetlan lewat didekat nenek Taraheta merasa iba kemudian menawarkan bantuan kepada nenek Taraheta "Neng manis sepertinya lagi dalam kesusahan, bolehkah akang yang cakep ini menolong membawa belanjaan neng manis yang entah siapa namanya ini?" tanya kakek Sabaratok seraya menggombal. Nenek Taraheta yang tersanjung dengan kata-kata kakek Sabaratok tentu saja seolah tak bisa menolak tawaran itu. Hati dan mulutnya seolah berkontraksi ingin segera mengatakan "IYA".Akan tetapi sebagai layaknya seorang wanita *meskipun wanita tua._.v*, rasa gengsi masih melekat di benak si janda tua ini. "Akang, akang yang entah siapa namanya, selama eneng masih mampu mengerjakannnya sendiri, eneng tidak mau membebani orang lain, apalagi orang yang hatinya mulia seperti akang ini" jawab nenek Taraheta yang mencoba menggombal balik karena seolah tak ingin dikalah. "Burung gelantik diterkam badik, eneng cantik jangan munafik. Ayolah neng, biarkan akang membantu neng membawa belanjaan ini dan akan kuantar neng pulang dengan menggunakan motor bebek akang ini" kakek Sabaratok mencoba menawarkan kembali tawarannya dengan membawakan sebuah pantun. Tak sanggup lagi berkata-kata, nenek Taraheta pun menerima tawaran kakek Sabaratok. Kakek Sabaratok pun menenteng belanjaan nenek Taraheta kemudian mengantarkan nenek Taraheta pulang menuju rumah dengan motor bebek buntutnya itu. Diperjalanan mereka saling berkenalan. Menanyakan nama, alamat, hingga status hubungan masing-masing. Canda dan tawapun sesekali menghiasi obrolan ringan ditengah perjalanan berkendara mereka. Benih-benih cintapun mulai bersemi dihati pasangan duda dan janda tua ini *Uhhukuhhuk._.* Hingga pada akhirnya mereka tiba dirumah nenek Taraheta. Mereka membuat sebuah janji untuk ketemuan. "Sampai jumpa 2 hari kedepan" teriak kakek Sabaratok dengan suara cemprengnya sembari melambaikan tangan kearah nenek Taraheta yang berada didepan pagar.
2 hari kemudian ....
Nenek Taraheta yang berusia 76 tahun ini tengah duduk manis dibawah pohon tomat *?_____?asdfghjkl* menunggu kakek Sabaratok. 1 jam, 2 jam hingga 3 jam berlalu kakek Sabaratok tak kunjung datang. Nenek Taraheta pun menyanyi kecil "Apalah arti nenek menunggu bila kakek tak kunjung datang" *loh?apa ini?nenek gawl---__---*.Rambut nenek Taraheta mulai ubanan, begitu pula dengan kulitnya yang mulai kusut dan keriput *cerita mulai ngaco.Duoorrr@_@* Itu karena kesetiaan nenek Taraheta menunggu kakek Sabaratokyang terlalu lama. Penantian nenek Taraheta berbuah manis. Nampak dari jarak kejauhan kakek Sabaratok  datang dengan motor bebek buntutnya. Senyum kakek Sabaratok yang seolah bersinar karena adanya warna keemasan dari 2 buah gigi emasnya itu membuat hati nenek Taraheta sedikit lega kakek Sabaratok pun menghampiri nenek Taraheta dengan membawa sekotak kado yang lumayan besar. "Maafkan aku yang telah membuatmu menunggu lama, sebagai gantinya aku rela menjual 2 buah gigi emasku demi membeli sekotak kado untukmu ini" ujar kakek Sabaratok dengan nada yang cukup dramatis. Nenek taraheta terharu mendengar pengorbanan dari kakek Sabaratok. Tak sabar ingin mengetahui isi dari sekotak kado pemberian kakek Sabaratok, nenek Taraheta mwmbuka bungkus kado tersebut. Alhasil? Isi dari sekotak kado itu adalah.....*tentedenteden* Semir sepatu hitam dan sebuah setrika listrik!! Nenek Taraheta tekejut melihat isi dari kado tersebut. Dengan wajah polos, kakek Sabaratok menjelaskan maksud dari isi kado tersebut. "Aku membelikan semir sepatu hitam ini bermaksud agar kau bisa menyemir rambutmu yang sudah mulai ubanan karena menungguku terlalu lama. Begitupula aku membelikanmu setrika listrik agar kau bisa menyetrika kulitmu yang ,ulai kusut dan keriput karena terlalu lama menungguku"
Nenek Taraheta hanya bisa terdiam dan menghayati kata-kata yang terlontar dari mulut kakek Sabaratok yang berbau kencur itu.
#Happy ending? sad ending? atau tragic ending? para pembaca silahkan memberikan komentar atas ending dari kisah ini :D

0 komentar:

Posting Komentar

 

Skenario Kehidupan Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea