Sabtu, 15 Desember 2012

“To Manurung Bone”

Diposting oleh Unknown di 01.02


Tugas Sejarah
“To Manurung Bone”

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
L.Martha Ananda R BR Panjaitan
X-Einstein
2012/2013
To Manurung Matasilompoe
Bagi kepentingan kebahagiaan kehidupan manusia yang sementara "sianre bale" (kehidupan Leviathan menurut Thomas Hobbes) dewata (Tuhan) menurunkan pemerintah pertama di Bone, To Manurung Ri Matajang, bernama "Matasilompoe" yang berarti orang yang mampu melihat ke segala penjuru, mempertimbangkan segala sesuatunya secara matang sebelum mengambil keputusan. Berdasarkan hasil kesepakatan antara To Manurung, Matasilopoe dengan rakyat Bone, maka lahirlah perjanjian yang mengamanahkan tiga fungsi pokok pemerintahan yang harus dimainkan oleh Matasilompoe di dalam memimpin pemerintahan pertama di Bone. Tiga fungsi utama tersebut, ialah : 1.Muampirikkeng temmatippang, 2. Muaddongirikkeng temmakare,3. Musalimurikkeng temmadinging. Artinya, pemerintah itu berkewajiban : 1. Menjaga dan melindungi rakyatnya agar tidak terganggu ketertiban dan ketentramannya. 2. Pemerintah melindungi pertanian dan tanaman rakyat agar tidak terganggu oleh hama, 3. Pemerintah menjamin kesehatan rakyatnya. Inilah tugas pertama dan utama pemimipin pemerintahan " penjaga malam", tidak tidur jika rakyatnya tidur lelap. Bukan tugas pembangunan, yang merujuk ke perebutan proyek sebagai tugas utama pemerintahan. Demikain pula, agar raja Bone dan raja-raja Bugis lainnya tidak mengambil keputusan yang menghambat pencapaian kebahagian orang banyak, maka Dewata menciptakan manusia yang bernama Lamellong alias Kadjao Laliddong, To Accanan Tana Bone, untuk dapat membekali calon-calon Raja Bugis sebelum dinobatkan menjadi Mangkau Ri Bone atau Datu di Soppeng. Antara lain dari nasehat-nasehatnya adalah: Aja muala pettuwicara riwettu liwanna cainnu. Aja muala pettuwicara riwettu marennummu lanre. Aja muala pettu wicara narekko maessolanrekko. Aja muala pettuwicara narekko malupu lanrekko. Artinya, jangan mengambil keputusan diwaktu marah (emosional). Jangan mengambil keputusan diwaktu senang sekali. Jangan mengambil keputusan diwaktu terlalu kenyang. Jangan mengambil keputusan diwaktu lapar sekali. Demikian pula, untuk kepentingan kebahagiaan orang Bone di negara kerajaan Bone, maka Dewata mengutus Arung Palakka, Petta Malampee Gemmenna untuk melawan negara kerajaan Gowa yang menahan bangsawan-bangsawan Bone dan dilibatkan pada kerja paksa membuat Benteng Somba Opu. Arung Palakka melanjutkan perjuangannya dengan menyeberang ke Buton bersama pengikut-pengikut setianya dari Bone dan Soppeng untuk seterusnya ke Batavia (di Pulau Jawa). Di ujung utara Pulau Jawa, Arung Palakka menemukan tempat tinggal baru yang dianggapnya aman untuk melatih tentaranya dengan memberi nama "Muara Angke," untuk tempat domisili barunya tersebut. Atas kekuatan tentara yang dilatih sendiri oleh Arung Palakka, kemudian ditawari kerjasama dengan negara Belanda untuk menggempur negara Pariaman di Sumatera Utara, dan seterusnya ke negara Gowa. Leonard Andaya, dari Selandia Baru menuliskan bahwa setiap kerajaan yang ada ketika itu menganggap dirinya sebagai negara. Ketika itu, negara Republik Indonesia belum ada, karena baru diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945. Arung Palakka yang berjuang untuk kepentingan "kebahagiaan rakyatnya" rela melanglangbuana, bersekutu sesama negara lain. Demikian antara lain yang dikemukakan Andaya dalam bukunya yang berjudul "Warisan Arung Palakka, Sejarah Sulawesi Selatan Abad ke-17.Secara obyektif melihat sosok Arung Palakka sebagai pahlawan kebahagiaan manusia yang menguasai abad ke -17 di Sulawesi Selatan.

Kesimpulan
To Manurung berasal dari bahasa Bugis yang terdiri dari 2 kata yaitu To yang berarti orang dan Manurung yang berarti turun. To Manurung adalah orang yang tidak jelas atau tidak diketahui asal-usulnya. Menurut kebudayaan Bugis, To Manurung adalah manusia pertama yang diturunkan dari langit untuk menjadi penguasa di bumi. Menurut mitos, dewata menurunkan To Manurung dengan maksud agar manusia di bumi memiliki raja(pemimpin) atau seseorang yang bisa dijadikan panutan untuk melanjutkan hidup. To Manurung dipilih karena masyarakat melihat sosok orang tersebut dari pergaulannya sehari-harinya. Sosok To Manurung sendiri, akan cenderung memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang luhur, seperti, nilai tentang kejujuran, kepedulian dan kerelawan terhadap orang lain, tanpa membedakan status sosial dan ekonomi.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Skenario Kehidupan Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea