Selasa, 19 Maret 2013

Semua pasti akan indah pada waktunya

Diposting oleh Unknown di 22.26
Waktu telah menunjukkan pukul 05.00 pagi. Rayna lalu bergegas madi dan bersiap untuk pergi sekolah dengan mata yang masih bersayup-sayup. Sudah 3 malam ia menjaga bapaknya yang sedang sakit keras. Rayna adalah seorang putri tunggal. Ayahnya bekerja sebagai kuli bangunan sementara ibunya bekerja
sebagai baby sitter di kota. Penghasilan kedua orang tuanya yang pas-pasan mengharuskan Rayna hidup dengan serba kekurangan. Belum lagi untuk biaya pengobata penyakit bapaknya. Ibunya yang pulang hanya sekali dalam 3 bulan mengharuskan Rayna seorang diri merawat bapaknya yang sakit-sakitan.
06.15 Rayna sudah selesai berpakaian. Ia lalu mencium tanga bapaknya dan berpamitan kemudian menuju ke sekolah. Sebenarnya hatinya sangat berat meninggalkan bapaknya sendirian dirumah dengan kondisi seperti itu, akan tetapi bapaknya terus mendesaknya untuk pergi ke sekolah.
Ditemani dengan sepatu buntut warna hitam miliknya, Rayna berjalan seorang diri menuju sekolah SMA 48 Jakarta. Matanya yang masih sayup-sayup itu tidak membuat semangatnya pudar. Rayna terus mempercepat langkah kakinya karena jarak dari rumah ke sekolah yang lumayan jauh.
Setibanya disekolah Rayna langsung menuju ruangan tempat ia akan mengikuti tes untuk memperebutkan beasiswa melanjutkan kuliah ke luar negeri.
Tes dimulai, Rayna terlihat sangat serius mengerjakan setiap soal tes. Hingga pada pukul 12.00npengumuman tes pun dipajang. Rayna menempati urutan kedua dari 15 pesertanyang lulus untuk melanjutkan kuliah ke luar negeri.
Dengan perasaan yang sangat gembira, Rayna lalu berlari pulang menuju rumahnya. Dia tak sabar memberi tahukan kabar bahagia ini kepada orangtuanya. Akan tetapi setibanya didepan pagar rumahnya, ia melihat bendera kuning tertancap dipohon yang letaknya dipekarangan rumahnya. Perasaan Rayna yang tadinya gembira seketika berubah menjadi hancur melihat bapaknya terbaring tanpa nyawa lagi. Dilihatnya disamping jenazah bapaknya ada ibunya yang sedang menangis sambil mengelus-elus kening bapaknya. Rayna tidak menyangka tadi pagi adalah saat terakhir ia bisa mencium tangan bapaknya. Semua lalu berbondong menuju pemakaman. Kini bapaknya telah dikandung tanah.
Berselang 3 hari, keadaan dirumah Rayna sudah mulai membaik. Tiba saatnya Rayna membicarakan perihal beasiswanya. "Pergilah nak, raih cita-citamu setinggi mungkin. Sudah kewajibamu untuk mengenyam pendidikan yang layak. Rayna tak usah terlalu memikirkan ibu. Ibu bisa jaga diri ibu sendiri" kata ibu Rayna sembari tersenyum. "Tapi bu, Rayna tidak tega meninggalkan ibu sendirian disini" ucap Rayna dengan mata yang berkaca-kaca.
Keeseokan harinya di bandara. "Bu, Rayna pamit yah" kata Rayna yang memeluk ibunya dengan meneteskan air mata. "Iya nak, belajar yang benar yah" jawab ibunya sembari mengusap kepala putri tunggalnya itu.
Beberapa tahun kemudian. Rayna sudah tak sabar ingin cepat sampai dirumah. Membawa kabar bahagia kepada ibunya. Rayna telah berhasil menyelesaikan S3nya. Kali ini Rayna tak pulang seorang diri. Ia pulang dengan seorang pria dewasa yang mapan. Sepertinya pria itu adalah calon pendamping hidupnya.
Pernikahan pun digelar. Kini Rayna tinggal diseuah rumah mewah bersama suami dan ibunya. Hidup Rayna, suaminya serta ibunya kini terlihat sangat bahagia.
So, life is fair. Just wait the time^^

0 komentar:

Posting Komentar

 

Skenario Kehidupan Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea