Jumat, 09 Agustus 2013

Perang(perangan) pengganti kado

Diposting oleh Unknown di 00.18

Hari ini tanggal 13 maret 2009. Nina, seorang bocah kelas 6 SD sedang melamun ditengah hamparan sawah yang luas. Hari ini adalah hari ulang tahun sahabatnya yang bernama Fika. Fika adalah sahabatnya yang masih duduk dibangku kelas 3SD. Usianya dengan Fika memang berbeda 3 tahun. Tapi hal itu bukan berarti Nina dan Fika tidak bisa bersahabat layaknya persahabatan orang lain. Mereka telah lama bersahabat semenjak mereka bertetangga disebuah desa yang sama.

Kali ini lamunan Nina semakin dalam. Ia sangat bingung ingin memberikan kado apa buat sahabatnya itu. Ia hanya seorang gadis desa yang berasal dari kalangan ekonomi yang kurang mampu. Ingin sekali rasanya Nina memberikan sebuah kado mewah dihari ulang tahun sahabatnya itu, namun apalah daya jika ia tak memiliki uang sepeser pun. Nina sangat sedih tapi ia tak pernah kehabisan akal. Nina pun berinisiatif untuk mengajak Fika bermain sebagai ganti kado ulang tahun yang tak mampu diberikannya.
Sore harinya Risa memanggil anak-anak desa yang biasa ditemaninya bermain. Ia mengarahkan mereka semua menuju suatu rumah tak berpenghuni yang berada didesa mereka. Rumah kosong itu sebenarnya sebentar lagi aka dihuni oleh sebuah anggota keluarga, tapi pekarangannya yang luas dan ditumbuhi oleh beberapa pohon buah-buahan membuat anak-anak didesa Nina senang bermain disitu. Setelah semua anak-anak desa berkumpul didesa itu, akhirnya Nina pun berniat untuk memulai permainan. Sore itu Nina berniat bermain perang-peragan jeruk purut. Kebetulan di pekarangan rumah tersebut ada tumbuh ebuah pohon jeruk purut yang memiliki buah yang banyak. Permainan dimulai. Nina membagi anak-anak desa menjadi dua kubuh yang berbeda. Satu kubuh bermarkas dibelakang rumah dan satu kubuhnya lagi bermarkas didepan rumah. Nina dan Fika bermarkas dikubuh belakang rumah bersama sebagian anak-anak desa yang lainnya. Sementara sisanya bermarkas dikubuh depan rumah. Semua anak-anak desa mengumpulkan jeruk purut yang akan menjadi pelurunya. Setelah jeruk purut yang dikumpul sudah dianggap cukup untuk melakukan perang, akhirnya permainanpun dimulai . Aksi lempar-lemparan jeruk purut pun berlangsung. Jeruk purut kami lempar melewati atas seng rumah kosong terseut. Lemparan jeruk yang tak sampai sangat jelas kami ketahui karena jeruk tersebut akan mengeluarkan bunyi ketika lemparannya hanya mengenai seng atap rumah. Tapi jika lemparan kami tidak meleset, jeruk purut yag dilemparkan dari kubuh masing-masing akan mengenai kami. Perang jeruk purut berlangsung dengan sangat seru meski resiko yang ditimbulkan juga cukup besar. Baju yang terkena getah jeruk itu warnanya akan rusak. Jeruk itu juga sangat sakit apabila mengenai kepala kami. Da juga saat itu dari kubuh depan rumah ada yag lemparannya sangat dasyat yang menyebabkan jeruk purut itu mengenai mata Fika. Air jeruk purut itu tersemprot kedalam mata Fika dan rasanya pasti sungguh pedis. Tapi hal itu tak membuat Fika menyerah, Fika terus saja melanjutkan perang-perangan tersebut dengan semangat dan terlihat sangat gembira. Selang beberapa menit permainan tersebut berlangsung dengan sangat seru dan penuh kehebohan, adzan magrib pun berkumandang yang menadakan kami harus pulang kerumah kami masing-masing. Kamipun mengakhiri perang-perangan dan berkumpul didekat pagar rumah kosong itu. Karena hanya perang-perangan palsu, seusai bermain kami tak lupa berjabat tangan sebagai tanda perdamaian yang menandakan perang jeruk purut yang barusan kami lakukan hanyalah sekedar permainan. Nina melihat semua tampak gembira, termasuk Fika. Ketika kami masih bercanda tawa didekat pagar, si calon pemilik rumah kosong itu kemudian datang dan membunyikan klakson mobilnya. Kami sontak kaget kemudian berhamburan lari kerumah masing-masing. Kami meninggalkan sicalon pemilik rumah yang nampaknya marah-marah. Nina, Fika dan anak-anak desa lainnya berjalan pulang menuju kerumah mereka masing-masing. Hingga tibalah Nina dan Fika didepan rumahmereka masing-masing yang memang bersampingan. Saat Nina tiba didepan  pagar rumahnya dan Fika juga tiba didepan rumahnya, Nina memanggil Fika dan berkata “ Fika, Happy Birthday nah J “ Fika pun membalasnya dengan penuh senyuman dan berkata “ Iya makasih nah atas perang-perangan jeruk purutnya sama anak-anak desa”. Mereka pun berlalu. Nina sangat bahagia bisa merayakan Ulang Tahun Fika bersama anak-anak desa. Begitupula Fika merasa sagat bahagia karena walaupun tanpa kado yag mewah, ulang tahunnya yang ke 8 tahun itu menjadi sangat berarti  :)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Skenario Kehidupan Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea