Jumat, 09 Agustus 2013

Kenyataan Pahit Dalam Mimpi Buruk

Diposting oleh Unknown di 00.24
#Cerpen yang satu ini beda. Soalnya cerpen ini gue buat bersama teman kelas gue. Dia adalah St.Aisyah Arif. Jadi ini cerpen tugas sekolah buat kelengkapan nilai, gue cuma bantu teman gue ini buat nyelesaiin tugasnya. Tapi ide dalam cerita ini itu St.Aisya Arif yang buat. Gue cuma bantu bikinin kalimatnya terus bantunya ngga banyak-banyak amat kok hehe cekidot yukss



Malam telah menutupi penjuru semesta, sisa hujan masih meninggalkan jejak pelariannya di bumi. Gemuruhnya berbalut angin sepoi yang serasa menusuk pori-pori kulit. Di ruang kerja rumahnya, Mansyur duduk termenung. Entah apa yang ia pikirkan. Matanya mencerminkan kegelisahan, pikirannya melanglang buana. Di saat istri dan anaknya sudah terlelap pulas beberapa jam lalu, tapi dia masih setia duduk tanpa beranjak sama sekali. Hanya suara binatag kecil yang memenuhi setiap sudut ruang kerjanya. Rongrongannya sesekali mengusik telinganya. Namun tak mengurungkan niat yang sama sekali tak jelas itu untuk ia hentikan, ia masih tetap di peraduannya tak melakukan apa-apa. Sesekali ia memegang kepalanya dengan wajah yang gusar, hingga malam larut dalam keheningan.
Tak berselang lama, tiba-tiba sosok berdiri di sebelah kirinya, sosok yang sama sekali tak pernah Mansyur temui sebelumnya. Sosok yang wajahnya terlihat samar-samar dan tak bisa ia terjemahkan. Terlihat dari pakaian yang ia kenakan, kain hitam dan suara-suara aneh mengiringi kedatangannya. sangat menyeramkan.  Mansyur tercengang, dikucek-kueknya pasangan indra penglihatannya, rautnya seakan tak percaya. Mansyur menatap makhluk yang sekarang berada di sebelahnya. Tak lama kedatangan sosok itu, tiba-tiba muncul satu sosok lain lagi, sosok yang tampaknya lebih berkilau dari yang sebelumnya, pakaian putih memenuhi tubuhnya, ia terlihat bersih, sama sekali tak mencerminkan aroma seram. Tapi tetap sama Mansyur tetap tak bisa membaca wajah  makhluk yang sekarang berada di sebelah kanannya. Mansyur semakin bingung. Ia terus menatap kedua sosok misterius ini. Bulu kuduknya berdiri, disertai ketakutan menghampirinya. Ia mulai sadar ditempatnya ia tak lagi sendiri, melainkan ditemani dua sosok yang masih misterius.
                “Jangan jadi orang bodoh !!, jangan persulit hidupmu, mintalah kepadaku maka aku akan kabulkan apa yang kau mau Mansyur !!”. Kata sosok beratribut serba hitam itu. Mansyur tak merespon apapun, tampaknya ia masih bingung. “Jangan dengarkan dia Mansyur !!.pinta sosok yang mengenakan kain putih. “Hahaha.. aku tak akan memaksamu, lagi pula ini demi kebaikanmu Mansyur”. Tambah sosok serba hitam sedikit memancing. “Cukup !!.. sebenarnya kalian ini siapa??. Apa maksud kalian datang padaku ?”. Bentak  Mansyur. Tiba-tiba  suasana menjadi hening, ketika Mansyur membuka kebisuannya. “Lupakan masalahmu !!. ini bukan saatnya kau memikirkan kepentingan mereka. Pikirkan saja hidupmu. Ini peluang yang baik untukmu !!”. suara sosok berjuah hitam itu kembali memenuhi telinganya, seakan memaksa Mansyur mengikuti skenario buatannya. “Apa maksudmu ??.  Kau bukan Tuhan yang dapat meramalkan kehidupan manusia ! sedangkan kaupun diatur oleh-Nya !!”. Tambah Mansyur. Mendengar ucapan Mansyur, sosok yang mengenakan kain putih tampak  tersenyum, kelihatannya sangat mendukung perkataan Mansyur. “ Tak perlu menyangkal Mansyur, aku tahu kau sangat depresi dengan hidupmu saat ini, karena memikirkan kesejahteraan mereka, kau ini orang besar di Negeri ini, jangan habiskan waktumu hanya untuk ribuan orang yang tak penting itu.” Sosok berjubah hitam menyangkal. “ kau adalah orang yang baik, aku yakin kau tak akan melakukan hal yang demikian. Kau adalah wakil rakyat yang bijaksana, jangan hancurkan martabatmu !!” . Sosok yang berkilau itu meyakinkan Mansyur. Mansyur semakin bingung, ia tak tahu harus berbuat apa, ia merasa perkataan sosok berjubah hitam itu benar, tapi disisi lain sosok yang mengenakan kain putih itu  juga benar.  “Aku memang wakil rakyat, aku harus mensejahterahkan rakyatku, tapi apakah aku harus tetap seperti itu, jikalau nanti aku telah terpuruk, apakah mereka akan peduli denganku ?”. Mansyur membuka pembicaraan kembali. “Jangan pikirkan hal itu, semua tergantung dari usahamu selama ini untuk rakyatmu. Tuhan punya rencana yang baik untukmu”. Jawab sosok putih itu. “Tapi kapan rencana Tuhan itu akan menjadi nyata bagiku ? toh sekarang  aku tetap saja bergelut dengan masalah yang menjadi beban pikiranku saat ini.” Gerutu Mansyur. “Apakah adil bagimu jika orang lain bahagia sedangkan kamu menderita? Jika kau pikir itu tidak adil, maka lakukanlah hal itu jika kau ingin bahagia !!” kata sosok merah semakin menghasut Mansyur untuk melakukan hal jahat itu. Hasutan sosok merah itu sepertinya diterima oleh Mansyur. Akhirnya Mansyur pun melakukan apa yang dihasutkan oleh sosok merah itu. Hari-hari Mansyur pun dijalaninya dengan melakukan korupsi. Setiap ada pemasukan dana yang seharusnya diolahnya untuk didistribusikan kepada rakyat justru digunakannya untuk kepentingannya berfoya-foya. Korupsi membuatnya kini hidup mewah. Anak dan istrinya tak lagi pernah mengeluh karena harus hidup susah. Semakin lama perbuatannya itu semakin menjadi-jadi. Tapi layaknya bangkai yang bagaimanapun usahanya untuk disembunyikan, pasti bau busuknya itu akan tercium juga. Begitupula dengan perbuatan jahat Mansyur itu. Perbuatan Mansyur itu sedikit demi sedikit dicurigai oleh salah seorang kerabat kerjanya. Setelah salah seorang kerabat kerja Mansyur itu menelusuri sumber kekayaan Mansyur, akhirnya Ia melaporkan tindakan korupsi Mansyur tersebut ke pihak KPK. Setelah diusut oleh pihak KPK, akhirnya semua tindakan korupsi Mansyur terbongkar. Setelah Mansyur melewati tahap persidangan, kini Mansyur ditahan di sel jeruji. Mansyur merasa sangat menderita dengan semua kejadian yang dialaminya. Penderitaan yang sama turut dirasakan oleh anak dan istrinya. Penyesalan telah melakukan tindak korupsi baru dirasakan Mansyur saat ini. Setelah terlalu dalam bergelut dengan penyesalannya, tiba-tiba suara khas Istrinya terdengar oleh Mansyur yang sedang tertidur. “Pak, bangun. Ini saya sudah bikinkan kopi” kata istri Mansyur lembut membangunkan Mansyur yang sedang bermimpi dalam tidurnya. Hal itu membuat Mansyur terbangun dari tidurnya dan tersadar dari mimpinya. Ternyata mimpi buruk yang panjang itu hanya terjadi didunia yang insyallah tidak akan pernah menjadi suatu kenyataan pahit bagi Mansyur. Mansyur bersyukur karena hingga saat ini kejadian buruk itu tidak menimpa dirinya. Mansyur berharap ia tak akan pernah melakukan tindakan korupsi seperti yang telah dilakukan oleh koruptor-koruptor lainnya. Mansyur juga berharap ia dapat melayani rakyat dengan baik.  

0 komentar:

Posting Komentar

 

Skenario Kehidupan Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea