Malam telah menutupi penjuru
semesta, sisa hujan masih meninggalkan jejak pelariannya di bumi. Gemuruhnya
berbalut angin sepoi yang serasa menusuk pori-pori kulit. Di ruang kerja
rumahnya, Mansyur duduk termenung. Entah apa yang ia pikirkan. Matanya
mencerminkan kegelisahan, pikirannya melanglang buana. Di saat istri dan anaknya
sudah terlelap pulas beberapa jam lalu, tapi dia masih setia duduk tanpa
beranjak sama sekali. Hanya suara binatag kecil yang memenuhi setiap sudut
ruang kerjanya. Rongrongannya sesekali mengusik telinganya. Namun tak
mengurungkan niat yang sama sekali tak jelas itu untuk ia hentikan, ia masih
tetap di peraduannya tak melakukan apa-apa. Sesekali ia memegang kepalanya
dengan wajah yang gusar, hingga malam larut dalam keheningan.
Tak berselang lama, tiba-tiba sosok
berdiri di sebelah kirinya, sosok yang sama sekali tak pernah Mansyur temui
sebelumnya. Sosok yang wajahnya terlihat samar-samar dan tak bisa ia
terjemahkan. Terlihat dari pakaian yang ia kenakan, kain hitam dan suara-suara
aneh mengiringi kedatangannya. sangat menyeramkan. Mansyur tercengang, dikucek-kueknya pasangan
indra penglihatannya, rautnya seakan tak percaya. Mansyur menatap makhluk yang
sekarang berada di sebelahnya. Tak lama kedatangan sosok itu, tiba-tiba muncul
satu sosok lain lagi, sosok yang tampaknya lebih berkilau dari yang sebelumnya,
pakaian putih memenuhi tubuhnya, ia terlihat bersih, sama sekali tak
mencerminkan aroma seram. Tapi tetap sama Mansyur tetap tak bisa membaca wajah makhluk yang sekarang berada di sebelah
kanannya. Mansyur semakin bingung. Ia terus menatap kedua sosok misterius ini. Bulu
kuduknya berdiri, disertai ketakutan menghampirinya. Ia mulai sadar ditempatnya
ia tak lagi sendiri, melainkan ditemani dua sosok yang masih misterius.
“Jangan
jadi orang bodoh !!, jangan persulit hidupmu, mintalah kepadaku maka aku akan
kabulkan apa yang kau mau Mansyur !!”. Kata sosok beratribut serba hitam itu. Mansyur
tak merespon apapun, tampaknya ia masih bingung. “Jangan dengarkan dia Mansyur
!!.pinta sosok yang mengenakan kain putih. “Hahaha.. aku tak akan memaksamu,
lagi pula ini demi kebaikanmu Mansyur”. Tambah sosok serba hitam sedikit
memancing. “Cukup !!.. sebenarnya kalian ini siapa??. Apa maksud kalian datang
padaku ?”. Bentak Mansyur. Tiba-tiba suasana menjadi hening, ketika Mansyur
membuka kebisuannya. “Lupakan masalahmu !!. ini bukan saatnya kau memikirkan
kepentingan mereka. Pikirkan saja hidupmu. Ini peluang yang baik untukmu !!”.
suara sosok berjuah hitam itu kembali memenuhi telinganya, seakan memaksa
Mansyur mengikuti skenario buatannya. “Apa maksudmu ??. Kau bukan Tuhan yang dapat meramalkan
kehidupan manusia ! sedangkan kaupun diatur oleh-Nya !!”. Tambah Mansyur. Mendengar
ucapan Mansyur, sosok yang mengenakan kain putih tampak tersenyum, kelihatannya sangat mendukung
perkataan Mansyur. “ Tak perlu menyangkal Mansyur, aku tahu kau sangat depresi
dengan hidupmu saat ini, karena memikirkan kesejahteraan mereka, kau ini orang
besar di Negeri ini, jangan habiskan waktumu hanya untuk ribuan orang yang tak
penting itu.” Sosok berjubah hitam menyangkal. “ kau adalah orang yang baik,
aku yakin kau tak akan melakukan hal yang demikian. Kau adalah wakil rakyat
yang bijaksana, jangan hancurkan martabatmu !!” . Sosok yang berkilau itu
meyakinkan Mansyur. Mansyur semakin bingung, ia tak tahu harus berbuat apa, ia
merasa perkataan sosok berjubah hitam itu benar, tapi disisi lain sosok yang
mengenakan kain putih itu juga
benar. “Aku memang wakil rakyat, aku
harus mensejahterahkan rakyatku, tapi apakah aku harus tetap seperti itu,
jikalau nanti aku telah terpuruk, apakah mereka akan peduli denganku ?”.
Mansyur membuka pembicaraan kembali. “Jangan pikirkan hal itu, semua tergantung
dari usahamu selama ini untuk rakyatmu. Tuhan punya rencana yang baik untukmu”.
Jawab sosok putih itu. “Tapi kapan rencana Tuhan itu akan menjadi nyata bagiku
? toh sekarang aku tetap saja bergelut
dengan masalah yang menjadi beban pikiranku saat ini.” Gerutu Mansyur. “Apakah
adil bagimu jika orang lain bahagia sedangkan kamu menderita? Jika kau pikir
itu tidak adil, maka lakukanlah hal itu jika kau ingin bahagia !!” kata sosok
merah semakin menghasut Mansyur untuk melakukan hal jahat itu. Hasutan sosok
merah itu sepertinya diterima oleh Mansyur. Akhirnya Mansyur pun melakukan apa
yang dihasutkan oleh sosok merah itu. Hari-hari Mansyur pun dijalaninya dengan
melakukan korupsi. Setiap ada pemasukan dana yang seharusnya diolahnya untuk
didistribusikan kepada rakyat justru digunakannya untuk kepentingannya
berfoya-foya. Korupsi membuatnya kini hidup mewah. Anak dan istrinya tak lagi
pernah mengeluh karena harus hidup susah. Semakin lama perbuatannya itu semakin
menjadi-jadi. Tapi layaknya bangkai yang bagaimanapun usahanya untuk
disembunyikan, pasti bau busuknya itu akan tercium juga. Begitupula dengan
perbuatan jahat Mansyur itu. Perbuatan Mansyur itu sedikit demi sedikit
dicurigai oleh salah seorang kerabat kerjanya. Setelah salah seorang kerabat
kerja Mansyur itu menelusuri sumber kekayaan Mansyur, akhirnya Ia melaporkan
tindakan korupsi Mansyur tersebut ke pihak KPK. Setelah diusut oleh pihak KPK,
akhirnya semua tindakan korupsi Mansyur terbongkar. Setelah Mansyur melewati
tahap persidangan, kini Mansyur ditahan di sel jeruji. Mansyur merasa sangat
menderita dengan semua kejadian yang dialaminya. Penderitaan yang sama turut
dirasakan oleh anak dan istrinya. Penyesalan telah melakukan tindak korupsi
baru dirasakan Mansyur saat ini. Setelah terlalu dalam bergelut dengan
penyesalannya, tiba-tiba suara khas Istrinya terdengar oleh Mansyur yang sedang
tertidur. “Pak, bangun. Ini saya sudah bikinkan kopi” kata istri Mansyur lembut
membangunkan Mansyur yang sedang bermimpi dalam tidurnya. Hal itu membuat
Mansyur terbangun dari tidurnya dan tersadar dari mimpinya. Ternyata mimpi
buruk yang panjang itu hanya terjadi didunia yang insyallah tidak akan pernah
menjadi suatu kenyataan pahit bagi Mansyur. Mansyur bersyukur karena hingga
saat ini kejadian buruk itu tidak menimpa dirinya. Mansyur berharap ia tak akan
pernah melakukan tindakan korupsi seperti yang telah dilakukan oleh
koruptor-koruptor lainnya. Mansyur juga berharap ia dapat melayani rakyat
dengan baik.
0 komentar:
Posting Komentar