Gedung
Olahraga Pangkep. Begitulah nama sebuah bangunan yang sering orang-orang sebut
dengan GOR Pangkep. Bangunan yang berdiri beberapa belas atau mungkin puluh
tahun yang lalu itu berdiri megah di Kabupaten Pangkep.
Bangunan yang
berdekatan dengan fasilitas-fasilitas umum seperti sekolah, kodim, polres,
alun-alun, taman, stadion dan lain-lain. Bangunan yang letaknya dekat dengan
sekolahku saat ini yakni SMA Negeri 2 Pangkaje’ne, memiliki sejuta kenangan
bagiku. Bangunan itu sering membuka kenangan masa laluku. Kenangan dimana aku
mengawali karierku sebagai seorang atlit. Kenangan ketika aku bertekad menjadi
seorang atlit. Di gedung itu ada beberapa matras sebagai tempat kami para atlit
bela diri untuk latihan. Sebut saja JUDO. Ya, itulah nama bela diri yang aku
ikuti sejak aku kelas 7 SMP. Setiap hari aku bersama teman-teman yang lain
latihan di GOR Pangkep. Semua suka dan duka
sebagai seorang atlit telah aku rasakan di bangunan itu. Bangunan itu
telah memperkenalkanku dengan teman-teman baru dari berbagai kalangan usia.
Bangunan itu mengenalkanku tentang apa itu lelah yang sesungguhnya, keringat
perjuangan yang bercucuran ketika latihan, kebersamaan sesama atlit, menjadi
seorang atlit yang bermental kuat dan tidak lembek serta masih banyak lagi hal
yang baru aku temui ketika aku di bangunan itu. Dan sesuatu yang membuatku
takkan pernah melupakan bangunan itu karena bangunan itu menjadi tempat
pertemuan awal aku dengan seorang lelaki yang pernah menjadi kekasihku
Memang bangunan itu menampung beberapa kegiatan olahraga, seperti bulu tangkis,
karate, judo dan taekwondo. Kala itu, kisaran pertengahan tahun 2009, jadwal
latihan atlit judo dan taekwondo. Kamipun melakukan pemanasan masing-masing
sesuai jenis olahraga kami masing-masing. Entah mengapa mataku langsung tertuju
pada seorang lelaki bertubuh agak kecil dariku yang beralis tebal dengan sabuk
hijau yang melingkar dipinggangnya. Lelaki atlit taekwondo itu sedang melakukan
pemanasan dengan intruksi yang diberika oleh pelatihnya. Aku juga sedang
melakukan pemanasan kecil sementara mataku tetap saja tak ingin lepas
memandangi lelaki itu. Sungguh, sesuatu yang aneh kurasakan manakala kulihat
lelaki itu tersenyum. Seolah matanya memancarkan sesuatu yang indah. Aku sangat
bahagia memadang lelaki itu, mungkin saja aku mengaguminya
Apakah itu yang disebut dengan jatuh cinta? Jika ya, berarti itu jatuh cinta
pertama yang kurasakan. Sepertinya saat itu aku jatuh cinta pada pandangan
pertama Aku bertemu dengan lelaki
beralis tebal itu di GOR Pangkep hanya sekitar 3 kali, karena saat itu
taekwondo berpindah tempat latihan ke Kodim Pangkep. Sejak saat itulah aku tak
pernah bertemu lagi dengan lelaki beralis tebal itu L
Tetapi bangunan itu telah mengukir sejuta kenangan yang telah melekat kuat
dimemori otakku. Bangunan yang menjadi saksi akan pertemuanku dengan seorang
lelaki beralis tebal. Dan kepadamu lelaki beralis tebal, harus kau tahu bahwa
kala itu akulah pengagum rahasiamu
Pengangum yang sering mencuri
pandang memperhatikanmu secara diam Labels
- AAA : Introduction to Label My Blog (8)
- Artikel abal-abal (4)
- Bekas Tugas Sekolah (6)
- Cerpen abal-abal (6)
- Kutipan Pendek (4)
- Puisi abal-abal (4)
- Sahabat Maya (2)
- Sepucuk Surat (7)
- The Writer's Story (9)
My Acc G+
Followers
Sabtu, 14 Desember 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar