Sabtu, 24 Agustus 2013

Tamu terindah..

Diposting oleh Unknown di 10.22
Lembutnya kenangan membuai khayalku. Begitu larut aku dalam khayalan tentangmu. Terperangkap dalam labirin nostalgia yang sungguh berliku. Entah, apakah jalan yang sungguh membingungkan ini harus aku lalui. Namun aku begitu menikmatinya, terbuai dalam lamunan yang semuanya itu mengenai kamu.
Mungkin ini terdengar bodoh, namun tak bisa tuk aku pungkiri. Ini mengenai sebuah perasaan. Entah apa aku menyebutnya. Cinta? Mungkin itu yang mampu mendeskripsikan perasaan ini. Kebahagiaan adalah tamu misterius, datang disaat yang tidak pernah diduga. Ketika kebahagiaan itu telah menghampiri, who knows? Aku pun tak bisa menolak kedatangannya. Tak bisa, bahkan ketika kebahagiaan itu menghampiriku di 22 Desember 2012. Kebahagiaan yang bermula dari sapaan ringan "Hai" di facebook. Aku tak pernah menebak sebelumnya jika kebahagiaan itu akan berlanjut hingga aku harus merasakan kesedihan yang seharusnya memang telah diberikan Tuhan sepaket dengan kebahagiaan. Bahagia, entah bagaimana lagi aku harus mengungkapkan kebahagiaan yang bersumber dari kamu itu. Jika ada pengukur kebahagiaan, mungkin kebahagiaanku ini tak mampu lagi diukur, begitu bahagianya aku melewati hari bersamamu walau hanya melalui dunia yang abstrak, dunia maya. Bahkan jeratan masa lalu yang begitu mengikat sekalipun mampu begitu saja terlepas manakala kamu telah terbiasa menemaniku. 
Hari berganti hari bertiup pada minggu bahkan bulan yang telah kita lalui bersama. Kita? Iya, kita yang hanya sebatas teman. Tapi siapa yang menyangka? Semakin erat perasaan itu, hingga perasaan yang tadinya "teman" seketika lepas dan berganti dengan perasaan yang lebih dari itu. Perasaan yang kian erat hingga 5 bulan lamanya tepat pada 16 Mei 2013, sepertinya aku berpikir ulang untuk mempererat perasaan itu. Tak ada yang salah dengan hari itu. Aku tahu hari itu kamu telah mendapatkan apa yang kamu inginkan. Seorang wanita yang sangat kau dambakan. Pilihanmu? Aku tahu yang terbaik untukmu. Karena Tuhan selalu memberikan apa yang kamu butuhkan, bukan apa yang kamu inginkan. Wanita itu? Mungkin dia kebutuhanmu :) Bahagia. Mungkin itu yang kamu rasakan saat itu dan saat itu juga giliran kesedihan yang berbalik menjemputku. Saat itu pendek pikirku, yang aku pikirkan hanyalah aku akan pergi bersama kesedihan yang telah menjemputku kemudian pergi meninggalkanmu bersama wanita yang membuatmu bahagia. Namun, aku tak berdaya. Terlalu munafik untukku mengabaikanmu yang saat itu puji Tuhan masih mengharapkanku untuk tetap hadir dalam kehidupanmu meski sekali lagi dalam anggapan teman. Meski kamu telah bersama wanita yang kamu cintai. 
Hembusan sang waktu terus bertiup bersama setiap saat yang aku lalui denganmu. Sakit? Mungkin seperti itu yang aku rasakan ketika kita harus tetap bersama dalam batasan "teman" sementara kamu telah terikat status istimewa bersama wanita lain. Namun, itulah aku. Dengan bodohnya masih tetap bertahan sebab aku sama sekali tak ingin kehilanganmu. Aku lebih memilih bertahan dengan sejuta sayatan rasa sakit itu karena benar adanya aku masih membutuhkanmu dalam hidupku. Hingga datang harinya 24 Juli 2013 kesedihan itu kedua kalinya harus kembali menjemputku. Kamu meminta untuk menyudahi semuanya. Tak ada lagi chat yang selama 7 bulan selalu membuatku bahagia. Sebelumnya, 27 Juni 2013 aku meminta permintaan yang sama sepertimu. Mungkin saat itu aku terlalu lelah dengan menahan semua sakit itu. Namun? Saat itu kamu tak mengabulkan permintaanku dengan ali-ali kamu mungkin masih membutuhkanku sebagai "teman chat". Tapi hal serupa tak kulakukan pada 24 Juli 2013 saat itu. Aku mengabulkan permintaanmu. Aku bahkan memintamu untuk memblokir akunku agar nantinya kita saling menghapus jejak hidup masing-masing. Memusnahkan semua kenangan yang pernah kita lalui bersama. Manusiawi jika saat itu aku meneteskan air mata. Air mata yang seharusnya begitu berharga untuk aku teteskan demi seorang kamu. Namun tak begitu berharga jika kamu mengetahui seberapa besar perasaanku terhadapmu. 
Aku tak ingin terlalu larut dalam kesedihan dan tak ingin kesedihan akan datang menjemputku untuk yang kesekian kalinya. Lambat laun aku berusaha keras melupakanmu. Menghapus setiap detail tentangmu dari pikiranku. Tapi beda halnya dengan perasaan, begitu sulit kuhilangkan perasaan itu. Hingga 04 Agustus 2013, kamu kembali memasuki kehidupanku. Entah kali itu alasan apa sampai kamu datang dalam kehidupanku kembali. Rindu? Namun pernyataan ini yang aku dapat darimu "Karena aku menyukaimu sejak dulu....". Tak terhitung berapa belas atau puluh kalimat manis yang kuterima darimu hingga aku tak mampu membedakan yang mana dari kalimat-kalimat manis itu yang benar kesungguhannya. Aku  bingung, sungguh bingung. Tak ada alasan untuk aku tetap bertahan karena aku tahu semua itu telah membuktikan bahwa kamu lebih memilih wanita itu dibanding aku. Buktinya, kamu rela memintaku pergi dari hidupmu demi membayar kebahagiaan kepada wanita itu karena selama ini kehadiranku membuat kamu tak seutuhnya membahagiakannya. Tapi juga tak ada alasan untuk aku meninggalkanmu setelah semua kalimat-kalimat manis itu yang semakin hari semakin menguatkanku. Entah itu hanya candaan atau kalimat-kalimat manis yang kamu ucapkan untuk membodohiku. Tapi aku terlalu bodoh untuk mempercayai semuanya. Angan-angan tentang masa depan kita yang sebenarnya begitu kuharapkan. Bersanding dipelaminan mengikrarkan janji sehidup-semati didalam sebuah gereja teduh yang diberkati oleh seorang pendeta. Konyol?Bodor? Tapi itulah anganku dan tak ada yang berhak untuk melarangku berangan seperti itu. Dan kalimat-kalimat mais darimu ini ... "Skenario Tuhan tentang kita berdua belum selesai" ... "Sebenarnya saya ingin kita pacaran, tapi saya belum siap"... Apa kalimat-kalimat itu yang begitu meyakinkanku untuk harus terus menunggumu? 
Aku tidak tahu apa lagi setelah ini. Kupasrahkan hatiku karena takdir yang akan menjawabnya. Jika saat ini aku harus kembali melupakan dan menghilangkan perasaanku kepadamu, perlu kamu tahu bahwa ini bukan karena keinginanku melainkan ini karena keharusanku. Aku tak mungkin terus berharap kepada lelaki yang jelas tak mencintaiku dan tak akan pernah mencintaiku karena dia telah mencintai wanita lain. 
Kamu tak pernah dan tak akan pernah tahu betapa sering rinduku mengalir seiring dengan aku mencintaimu. Menjadikanmu isi dalam doaku teduh adalah suatu hal yang tak pernah kamu tahu. Aku memang belum pernah melihatmu secara langsung, aku hanya mengenalmu rupamu melalui bidikan kamera yang mengambil gambarmu. Namun aku tak peduli seberapa rupamu yang sebenarnya biasa-biasa saja dibanding banyaknya lelaki yang mengejar-ngejarku. Itu karena aku tak mencintai tampangmu. Aku tak tahu aku mencintaimu dari sisi manamu. Yang aku ketahui adalah aku mencintaimu karena aku tak mempunyai alasan. Bukankah cinta memang tak butuh alasan? Sama halnya untuk meninggalkan cinta. Tak ada alasan untuk meninggalkan cinta. Tak sekalipun walau cinta itu tak pernah aku miliki. Tak banyak harapku selain melihat orang yang aku cinta harus bahagia walaupun bersama wanita lain. Karena dalam hidup selalu ada yang datang juga pergi. Namun bukankah Tuhan adalah sutradara terbaik dalam kehidupan? Aku tahu Tuhan telah merancangkan sesuatu yag indah untukku. Dan mungkin untukmu juga bersama wanita itu :) We know that God is fair :) 

Demikian rentetan ungkapan perasaan dariku.  Tulisan ini bukan tulisan yang begitu mengharapkan balasan. Cukup dengan kamu membaca dan mengerti, tulisan ini atau penulisnya sudah bersyukur. 
Kepadamu seseorang yang saat ini aku cintai entah sampai kapan, L <3

                                                                                                                         With tears, Nanda :)

2 komentar:

 

Skenario Kehidupan Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea